Iam Said..
Kamis, 28 November 2013
Rabu, 27 November 2013
Cara Main Game Berat di komputer jelek(VGA Card Virtual) Harus Baca Buat Para Gamers
Cara
Main Game Berat di komputer jelek(VGA Card Virtual)
SwiftShader adalah murni
tercepat di dunia 3D software renderer dengan kelas DirectX ® 9.0 fitur,
termasuk dukungan untuk fitur-fitur grafis canggih seperti Shader Model 2.0,
predikasi, floating point rendering, stensil, dan banyak lagi. SwiftShader
dibangun untuk menyediakan API yang sama bahwa pengembang sudah menggunakan
untuk permainan dan aplikasi. Hal ini memungkinkan untuk secara langsung ke SwiftShader
mengintegrasikan aplikasi tanpa perubahan apapun pada kode sumber. SwiftShader
dapat membuat permainan yang rumit seperti Half Life 2 sepenuhnya dalam
perangkat lunak.
SwiftShader melakukan
antara 50 dan 100 kali lebih cepat dibandingkan Microsoft Direct3D ® Reference
Rasterizer di tes dengan aplikasi sampel dan dapat mencapai kinerja yang
melebihi low end hardware grafis terintegrasi dalam banyak kasus. Belum pernah
terjadi sebelumnya ini SwiftShader mencapai tingkat performa dengan sangat dinamis
mengkompilasi kode dioptimalkan khusus untuk suatu aplikasi kebutuhan render
3D. SwiftShader saat ini tersedia untuk x86 CPU Intel SSE dengan set instruksi
multimedia ekstensi. SwiftShader berjalan pada Microsoft Windows 98 dan yang
lebih tinggi, atau di Linux melalui’s Cedega portabilitas TransGaming
teknologi. SwiftShader juga dapat digunakan pada MacOS X dalam hubungannya
dengan TransGaming’s Cider teknologi.
Teknologi
Teknologi
Download SwiftShader
Demo Untuk informasi lebih lanjut tentang teknologi di belakang SwiftShader,
sebuah SwiftShader demo, dan informasi tentang bagaimana SwiftShader dapat
mengintegrasikan dengan aplikasi Anda, silakan lihat halaman Teknologi
SwiftShader kami.
Memainkan game-game berat memang agak berat di ongkos. Dan teman saya sudah membuktikannya. Dia rela mengeluarkan jutaan rupiah hanya buat membeli VGA Card yang up to date. Maklumlah, game sudah menjadi seperti sarapannya sehari-hari, lagian orang tuanya juga lumayan kaya, so there are no problem.
Tapi bagi saya itu adalah big problem. Saya itu khan suka banget main game, bahkan keahlian game saya bisa disandingkan dengan para gamer terhebat di kampung saya. Yang namanya gamer sejati pastilah penginnya maen game terbaru setelah menamatkan game yang lama. Sementara itu game yang baru itu sudah menggunakan teknologi yang jauh lebih modern bila dibandingkan dengan player-nya (yaitu komputer saya). Kebanyakan game terbaru yang saya mainkan tidak kompatibel dengan VGA card saya. Sempat saya berpikir untuk membeli VGA card baru tetapi ditentang ortu karena harganya tidak manusiawi (ya iyalah…khan mau beli VGA bukan beli manusia…). Akhirnya saya urungkan niat saya untuk memainkan game terbaru itu dan menyimpan DVD-nya di bawah bantal (sapa tahu bisa ngimpi memainkannya).
interface 3D Analyzer V 2.36
Beberapa waktu lalu saya sempat googling dan menemukan, ternyata ada emulator yang fungsinya mirip dengan VGA card. Jadi emulator tersebut adalah semacam VGA card virtual yang mampu mendukung game-game kelas berat agar bisa dimainkan di komputer dengan VGA onboard sekalipun. Pertama kali membacanya saya gak percaya, tapi setelah mencobanya baru saya percaya. Dan akhirnya saya bisa memainkan game terbaru favorit saya itu.
Kok bisa ya? Selidik punya selidik ternyata prinsip kerjanya adalah menggunakan CPU komputer anda. Umumnya, VGA onboard atau VGA-VGA card tipe lama tidak mendukung pixel shader 2.0 atau VGA non-TnL. Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa kebanyakan game sekarang membutuhkan minimal VGA card yang men-support Pixel Shader 2.0. Dengan adanya emulator tersebut, CPU diperintahkan untuk menerjemahkan code-code tertentu untuk divisualisasikan/ditampilkan dalam bentuk gambar 3 Dimensi (3D rendering). Jadi tugas/beban VGA card tidak terlalu berat karena dibantu oleh CPU tadi. Perlu diketahui, bila tugas VGA card terlalu berat maka aplikasi game tidak dapat dijalankan dan muncul error window (yang ada tulisan “don’t send”).
Ada 2 program emulator Pixel Shader yang saya temukan, yaitu 3D analyzer (ToMMTi-Systems) dan SwiftShader (TransGamming). Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Yang jelas, keduanya menggunakan CPU untuk membantu me-render environment game yang anda mainkan. Saya tidak mengharuskan menggunakan aplikasi tersebut di atas untuk memainkan game favorit anda, karena banyak thread di forum-forum yang menyebutkan bahwa program-program tersebut belum bisa 100% memainkan semua game terbaru. Tapi menurut saya hampir 70% game-game terbaru yang beredar saat ini bisa dimainkan dengan kedua program tersebut. Cara setting programnya memang tidak dicantumkan di dalam program, jadi kita hanya bisa trial and error saja. Tapi yang jelas, selama saya menggunakan kedua program tersebut, saya belum pernah mengalami kerusakan pada hardware komputer saya. Jadi menurut saya, program tersebut cukup aman bagi CPU ataupun hardware komputer anda lainnya. Bagaimana dengan anda? Semoga artikel ini bisa membantu.
DOWNLOAD 3D ANALYZE
DOWNLOAD SWIFTSHADER v2.1
TUTORIAL 3d ANALYZE
Klo Agan Agan Punya Komputer Dengan Spesifikasi Berikut
1GB DDR RAM
Pentium 4 (2.4 GHz)
Onboard Graphics Card (Intel) with 64 MB graphics memory
Bisa Jadi
GB DDR RAM
Pentium 4 (2.4 Ghz)
NVIDIA GeForce FX 5900 Ultra with 128 MB graphics memory.
Apa yang berubah sob??? udah pada tau kan?? Okelah kalau begitu, kita lanjuuutttt,, Hehehe
Cara menggunakan tool 3D Analyze (Virtual Graphics Emulator) kira-kira sebagai berikut :
- Jalankan aplikasi 3D Analyze yang sudah sobat blogger download.
- Cari file game yang akan sobat coba mainkan dengan meng-klik menu SELECT. Bila sudah klik Open.
- Kemudian setting seperti gambar dibawah ini (yang saya beri tanda warna merah)
- Bila sudah, jangan lupa klik save batch file (untuk menyimpan setting seperti ini)
- Selesai
Berikut kira-kira daftar game yang
sudah di uji dan berjalan dengan baik menggunakan tool 3D Analyze ini.
Daftar Games yang Sudah Berhasil
Alexander (needs confirmation)
* Act of War: Direct Action
* Advent Rising
* Attack on Pearl Harbour
* Battlestations: Midway
* Black & White 2
* Black & White 2: Battle of the Gods
* BloodRayne 2
* Boiling Point: Road to Hell
* Brothers in Arms: Earned in Blood
* Brothers in Arms: Road to Hill 30
* Caesar IV
* Call of Cthulhu: Dark Corners of the Earth
* Chaotic
* The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe
* The Chronicles of Riddick: Escape from Butcher Bay
* Colin McRae Rally 2005
* Company of Heroes
* Darkstar One
* Deus Ex: Invisible War
* Devil May Cry 3 (Use skip pixel shaders options, force 100 Hz, check performance mode, force SwTnL; Tested on Intel 865 onboard graphics)
* Earth 2160
* Empire Earth 2
* Empire Earth 2: The Art of Supremacy
* Eragon
* Fable: The Lost Chapters
* F.E.A.R.
* Half-Life 2: Episode Two
* Heroes of Might and Magic V
* Heroes of Might and Magic V: Hammers of Fate
* Heroes of Might and Magic V: Tribes of the East
* Just Cause
* Knight Of The Temple 2
* Lego Star Wars: The Video Game
* Lego Star Wars II: The Original Trilogy
* Lord of the Rings Online
* Lord of the Rings: The Return of the King (Required LOTR Texture Fix)
* Marc Ecko’s Getting Up: Contents Under Pressure
* Marvel: Ultimate Alliance
* Medal of Honor: Pacific Assault
* Medieval II: Total War
* Medieval II: Total War Kingdoms
* Mega Man X8
* Men of Valor
* Need for Speed Carbon
* Paws & Claws Pet Vet 2 Healing Hands
* Pirates of the Caribbean: The Legend of Jack Sparrow
* Portal
* Project: Snowblind
* Prince of Persia: The Sands of Time [Click here for detailed settings. Thanks, Vatsal!]
* Psychonauts
* Richard Burns Rally
* Roboblitz
* Serious Sam 2
* Silent Hill 3
* Silent Hill 4 (Performance > force SW TnL, Hardware Limits(cap bits) > all, Vendor ID 0, Device ID 0, ANTI DETECT MODE > shaders and textures ).
* Silent Hunter III
* Sniper Elite
* Spellforce 2: Shadow Wars
* Star Wars: Republic Commando (works with some texture problems)
* Sudeki
* Team Fortress 2
* Test Drive Unlimited
* The Godfather: The Game
* The House of the Dead III
* The Lord of the Rings: The Battle for Middle-Earth II
* The Matrix: Path of Neo
* Thief: Deadly Shadows
* Titan Quest
* Titan Quest: Immortal Throne
* Toca Race Driver 3 (launches, but isn’t playable)
* Tom Clancy’s Rainbow Six: Lockdown
* Tom Clancy’s Splinter Cell: Chaos Theory
* Tom Clancy’s Splinter Cell: Pandora Tomorrow
* Tony Hawk’s American Wasteland
* Top Spin
* Total World Demo
* Wildlife Park 2
* Winning Eleven/ Pro Evolution Soccer series on PC (although playable frame rates are possible with a Geforce 4 MX if used with a fast enough CPU)
* Worms 4: Mayhem
* Virtua Tennis 3
* Crazy Taxi 3
* Command & Conquer 3: Tiberium Wars (requires hardware TnL, per EA.com Tech Support)
* F.E.A.R. Extraction Point (needs confirmation)
* F.E.A.R. Perseus Mandate (needs confirmation)
* Genesis Rising: The Universal Crusade
* Loki: Heroes of Mythology (needs confirmation)
* The Settlers: Rise of an Empire
* X3: Reunion
* Battlefield 2
* Battlefield 2: Special Forces
* Battlefield 2142
* Battlefield 2142: Northern Strike
* Hitman: Blood Money
* Star Trek: Legacy
* Resident Evil 4
* Act of War: Direct Action
* Advent Rising
* Attack on Pearl Harbour
* Battlestations: Midway
* Black & White 2
* Black & White 2: Battle of the Gods
* BloodRayne 2
* Boiling Point: Road to Hell
* Brothers in Arms: Earned in Blood
* Brothers in Arms: Road to Hill 30
* Caesar IV
* Call of Cthulhu: Dark Corners of the Earth
* Chaotic
* The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe
* The Chronicles of Riddick: Escape from Butcher Bay
* Colin McRae Rally 2005
* Company of Heroes
* Darkstar One
* Deus Ex: Invisible War
* Devil May Cry 3 (Use skip pixel shaders options, force 100 Hz, check performance mode, force SwTnL; Tested on Intel 865 onboard graphics)
* Earth 2160
* Empire Earth 2
* Empire Earth 2: The Art of Supremacy
* Eragon
* Fable: The Lost Chapters
* F.E.A.R.
* Half-Life 2: Episode Two
* Heroes of Might and Magic V
* Heroes of Might and Magic V: Hammers of Fate
* Heroes of Might and Magic V: Tribes of the East
* Just Cause
* Knight Of The Temple 2
* Lego Star Wars: The Video Game
* Lego Star Wars II: The Original Trilogy
* Lord of the Rings Online
* Lord of the Rings: The Return of the King (Required LOTR Texture Fix)
* Marc Ecko’s Getting Up: Contents Under Pressure
* Marvel: Ultimate Alliance
* Medal of Honor: Pacific Assault
* Medieval II: Total War
* Medieval II: Total War Kingdoms
* Mega Man X8
* Men of Valor
* Need for Speed Carbon
* Paws & Claws Pet Vet 2 Healing Hands
* Pirates of the Caribbean: The Legend of Jack Sparrow
* Portal
* Project: Snowblind
* Prince of Persia: The Sands of Time [Click here for detailed settings. Thanks, Vatsal!]
* Psychonauts
* Richard Burns Rally
* Roboblitz
* Serious Sam 2
* Silent Hill 3
* Silent Hill 4 (Performance > force SW TnL, Hardware Limits(cap bits) > all, Vendor ID 0, Device ID 0, ANTI DETECT MODE > shaders and textures ).
* Silent Hunter III
* Sniper Elite
* Spellforce 2: Shadow Wars
* Star Wars: Republic Commando (works with some texture problems)
* Sudeki
* Team Fortress 2
* Test Drive Unlimited
* The Godfather: The Game
* The House of the Dead III
* The Lord of the Rings: The Battle for Middle-Earth II
* The Matrix: Path of Neo
* Thief: Deadly Shadows
* Titan Quest
* Titan Quest: Immortal Throne
* Toca Race Driver 3 (launches, but isn’t playable)
* Tom Clancy’s Rainbow Six: Lockdown
* Tom Clancy’s Splinter Cell: Chaos Theory
* Tom Clancy’s Splinter Cell: Pandora Tomorrow
* Tony Hawk’s American Wasteland
* Top Spin
* Total World Demo
* Wildlife Park 2
* Winning Eleven/ Pro Evolution Soccer series on PC (although playable frame rates are possible with a Geforce 4 MX if used with a fast enough CPU)
* Worms 4: Mayhem
* Virtua Tennis 3
* Crazy Taxi 3
* Command & Conquer 3: Tiberium Wars (requires hardware TnL, per EA.com Tech Support)
* F.E.A.R. Extraction Point (needs confirmation)
* F.E.A.R. Perseus Mandate (needs confirmation)
* Genesis Rising: The Universal Crusade
* Loki: Heroes of Mythology (needs confirmation)
* The Settlers: Rise of an Empire
* X3: Reunion
* Battlefield 2
* Battlefield 2: Special Forces
* Battlefield 2142
* Battlefield 2142: Northern Strike
* Hitman: Blood Money
* Star Trek: Legacy
* Resident Evil 4
Jadi intinya software ini bekerja dengan cara mengambil memory RAM kemudian dijadikan virtual VGA.
NB : Settingan di atas tidak mutlak dan wajib di ikuti, silhakan sobat blogger bereksperimen sendiri agar menemukan hasil yang lebih maksimal. Ok
Selamat Mencoba
Tutorial menggunakan swiftshader v 2.1
Tutorial ini akan segera berjalan
Anda melalui langkah-langkah yang diperlukan untuk menggunakan SwiftShader.
SwiftShader mencoba untuk meniru proses grafis penuh seperti pixel shader
dukungan, mengapung, rendering, stensil dan banyak lagi. Oleh karena itu dapat
digunakan untuk mencoba dan menjalankan beberapa permainan 3D Analyzer dengan
yang tidak memecahkan masalah.
1. Download SwiftShader, Anda bisa mendapatkannya dari ‘Download’ section.
2. Ekstrak isinya ke sebuah folder sementara.
3. Salin d3d8.dll, d3d9.dll dan swiftshader.ini dari folder sementara ke dalam folder di mana permainan executable terletak
(biasanya di direktori instalasi, tetapi jika direktori instalasi anda kosong, periksa subfolder di dalamnya; mereka biasanya berada di
subfolder ‘bin’)
4. Bukalah swiftshader.ini dengan notepad atau WordPad, dan edit pilihan yang diperlukan. Berikut ini adalah ikhtisar dari apa pilihan yang ada:
[Kemampuan]
PixelShaderVersion = 21>> – mendefinisikan maksimum pixel shader versi, misalnya 21 = 2.1, 20 = 2.0, 10 = 1,0
VertexShaderVersion = 21>> – mendefinisikan versi shader dhuwur maksimum, misalnya 21 = 2.1, 20 = 2.0, 10 = 1,0
TextureMemory = 512>> – mendefinisikan tekstur memori, jika permainan berjalan terlalu lambat, coba ubah ke 1024 (hanya jika Anda memiliki 1GB RAM)
[Cache]
VertexRoutineCacheSize = 1024>> – jangan sentuh ini
PixelRoutineCacheSize = 1024>> – jangan sentuh ini
SetupRoutineCacheSize = 1024>> – jangan sentuh ini
VertexCacheSize = 64>> – jika permainan berjalan terlalu lambat, ubah ke 128, ada yang lebih tinggi akan membuat permainan lebih lambat
[Kualitas]
TextureSampleQuality = 1>> – jangan menyentuhnya, menurunkan kualitas sampel tidak akan memperbaiki kinerja
MipmapQuality = 0>> – default pada 0, jadi jangan menyentuhnya
PerspectiveQuality = 2>> – jangan sentuh
TranscendentalPrecision = 2>> – jangan sentuh
[Processor]
THREADCOUNT = 0>> – perubahan ke 2 jika anda memiliki dual core, 4 untuk quad core, atau tinggalkan itu pada 0 untuk single core CPU
EnableSSE2 = 1>> – 0 = disabled, 1 = enabled, biarkan diaktifkan
EnableSSE3 = 1>> – 0 = disabled, 1 = enabled, biarkan diaktifkan
EnableSSSE3 = 1>> – 0 = disabled, 1 = enabled, biarkan diaktifkan
5. Menjalankan permainan! Jika permainan tua, seharusnya berjalan mulus. Permainan yang lebih baru biasanya dijalankan pada tingkat berombak, biasanya unplayable. Memiliki
kesenangan!
1. Download SwiftShader, Anda bisa mendapatkannya dari ‘Download’ section.
2. Ekstrak isinya ke sebuah folder sementara.
3. Salin d3d8.dll, d3d9.dll dan swiftshader.ini dari folder sementara ke dalam folder di mana permainan executable terletak
(biasanya di direktori instalasi, tetapi jika direktori instalasi anda kosong, periksa subfolder di dalamnya; mereka biasanya berada di
subfolder ‘bin’)
4. Bukalah swiftshader.ini dengan notepad atau WordPad, dan edit pilihan yang diperlukan. Berikut ini adalah ikhtisar dari apa pilihan yang ada:
[Kemampuan]
PixelShaderVersion = 21>> – mendefinisikan maksimum pixel shader versi, misalnya 21 = 2.1, 20 = 2.0, 10 = 1,0
VertexShaderVersion = 21>> – mendefinisikan versi shader dhuwur maksimum, misalnya 21 = 2.1, 20 = 2.0, 10 = 1,0
TextureMemory = 512>> – mendefinisikan tekstur memori, jika permainan berjalan terlalu lambat, coba ubah ke 1024 (hanya jika Anda memiliki 1GB RAM)
[Cache]
VertexRoutineCacheSize = 1024>> – jangan sentuh ini
PixelRoutineCacheSize = 1024>> – jangan sentuh ini
SetupRoutineCacheSize = 1024>> – jangan sentuh ini
VertexCacheSize = 64>> – jika permainan berjalan terlalu lambat, ubah ke 128, ada yang lebih tinggi akan membuat permainan lebih lambat
[Kualitas]
TextureSampleQuality = 1>> – jangan menyentuhnya, menurunkan kualitas sampel tidak akan memperbaiki kinerja
MipmapQuality = 0>> – default pada 0, jadi jangan menyentuhnya
PerspectiveQuality = 2>> – jangan sentuh
TranscendentalPrecision = 2>> – jangan sentuh
[Processor]
THREADCOUNT = 0>> – perubahan ke 2 jika anda memiliki dual core, 4 untuk quad core, atau tinggalkan itu pada 0 untuk single core CPU
EnableSSE2 = 1>> – 0 = disabled, 1 = enabled, biarkan diaktifkan
EnableSSE3 = 1>> – 0 = disabled, 1 = enabled, biarkan diaktifkan
EnableSSSE3 = 1>> – 0 = disabled, 1 = enabled, biarkan diaktifkan
5. Menjalankan permainan! Jika permainan tua, seharusnya berjalan mulus. Permainan yang lebih baru biasanya dijalankan pada tingkat berombak, biasanya unplayable. Memiliki
kesenangan!
PROSESOR INTEL VS AMD ....
Intel
Vs AMD
Intel
Vs AMD, Siapakah yang Memiliki Performa Lebih Baik?
Dari
beberapa hasil pengujian yang sudah dilakukan, bisa ditarik kesimpulan bahwa
processor dengan multi core-Dual core ataupun Quad core memiliki kemampuan
kinerja yang lebih, jika dibandingkan dengan processor ber-core tunggal. Hal
tersebut bisa dipahami, karena memang processor dual core atau quad core
memiliki jumlah core yang lebih banyak, ditambah dengan L2 Cache yang lebih
besar. contoh untuk Intel Core 2 Extreme (quad core) memiliki L2 cache 4 MB,
Intel Core 2 Duo L2 cache-nya 1 MB, sedangkan Pentium 4 hanya memiliki L2 cache
sebesar 512 KB.
Khusus untuk processor AMD yang diuji kali ini memang memiliki kinerja yang hampir seimbang, meskipun salah satu processor-nya sudah menggunakan dual core. Hal tersebut dikarenakan clock processor yang dimiliki keduanya memang sama, yaitu 2.0 GHz dan L2 cache yang sama, yaitu 1 MB. Meskipun processor yang memiliki core lebih dari satu memiliki kinerja yang lebih baik, namun yang perlu Anda ingat, seberapa perlu Anda memiliki processor dengan core dual atau quad. Mengingat harga yang harus Anda bayar akan jauh lebih tinggi, dibandingkan dengan processor yang hanya memiliki single core.
Untuk kali ini,
perbandingan dimenangkan oleh processor dari jajaran Intel. Meskipun tidak
secara telak, namun sebagian besar pengujian menunjukkan nilai yang lebih
tinggi dibanding dengan processor AMD. Dalam hal ini, kami membandingkan antara
processor Intel Core 2 Duo dan AMD Athlon 64 X2. Saran dari kami , ukur
terlebih dahulu sampai seberapa penting Anda memerlukan sebuah processor multi
core. Aplikasi apa saja yang nanti digunakan, dan untuk kegiatan apa Anda
menggunakan CPU tersebut. Hal itu tentunya juga masih harus ditambah dengan
seberapa besar budget Anda untuk menebus processor dengan core lebih dari satu.
Jika Anda memang benar-benar memerlukannya, maka memang tidak ada salahnya Anda
membeli processor dengan core lebih dari satu. Jika tidak, kami sarankan untuk
tetap menggunakan processor dengan core tunggal saja, di mana selain harganya
jauh lebih terjangkau, hampir seluruh aplikasi yang ada di pasaran memiliki
kompatibilitas terhadap processor jenis ini. Perlu Anda ingat bahwa developer
aplikasi masih jarang yang mengembangkan aplikasinya, khusus untuk platform
multi core.
Mau Beli ?? Klik Disini
Processor AMD
Untuk unjuk
kemampuannya AMD bagus dan bisa diadu.Akan tetapi untuk yang sedang belajar
oprek komputer (Overclocker) diharap hati-hati. Why ? Coba anda bandingkan
antara prosessor buatan Intel (P IV) dengan buatan AMD (Duron, Athlon, XP,
dsb). perbedaannya jelas terlihat pada LUAS CORE/INTI prosessor. Luas core AMD
sangat kecil Cuma beberapa milicentimeter.
Nah disinilah letak permasalahannya!dalam
pembuatan/perakitan/ perbaikan komputer berbasiskan AMD, sering ditemui sebuah
komputer dengan prossesor AMD yang “cuil” atau pecah dipinggirannya. Hal ini
dikarenakan pada waktu PEMASANGAN HEATSINK ke prosessor kurang hati-hati atau
terlaku keras/kasar, sehingga mengakibatkan hal seperti yang disebutkan diatas.
Bisa
juga karena cacat produksi ( hal ini kemungkinannya sangat kecil sekali ).
Keadaan tersebut bukan tidak mungkin akan menyebabkan prosessor menjadi RUSAK.
Processor
Yang Layak Untuk Dipertimbangkan
processor AMD Duron
dengan kecepatan 750 Mhz harganya cukup menggiurkan untuk ukuran processor.
Meski murah ternyata
mempunyai performa yang cukup baik dan awet serta dapat diandalkan.
mempunyai performa yang cukup baik dan awet serta dapat diandalkan.
Processor ini juga cukup dapat
diandalkan untuk bermain video game yang tergolong standar dalam soal tampilan.
Kesimpulannya AMD baik digunakan untuk PC multimedia yang tergolong standar, seperti bermain game dan mendengarkan mp3.
AMD prosesor paling cepat
Kinerja AMD sama
dengan Intel Pentium tetapi dengan harga lebih murah . AMD masih harus bekerja
ekstra keras untuk merebut pasar Prosesor dari Pentium. Meski beberapa waktu
lalu, dalam suatu uji kinerja, ternyata AMD, mampu mengungguli Pentium dalam
beberapa aplikasi, tetapi gaungnya tidak sampai membuat Pentium jatuh.rata-rata
warnet juga pakai prosesor ini.selain harganya murah kecepatanya pun
tinggi..memang bagus untuk PC yang punya kinerja berat.seperti game atau
desain.tapi menggunakan prosessor ini di PC suhunya akan cepat naik agar suhu
stabil kita harus beri extra Fun tambahan .untuk produsen sebenarnya produk AMD
bagus murah banyak yang pakai. ( www. PintuNet.com )
Processor AMD-duron Kurang Bagus Untuk
Game
kalau Processor Intel, ini akan lebih
anggun dan lebih bagus serta akan tahan lama artinya tidak gampang rusak.
Processor AMD dengan segala kelebihan
dan kekurangannya
processor Duron 600
mhz sekitar 2 tahun yang lalu. Pada saat itu, AMD digembar-gemborkan merupakan
pesaing utama processor Intel yang memiliki harga yang lebih mahal. AMD juga ditulis
berbagai review sebagai yang handal dan cepat. Namun setelah dipakai, ternyata
kecepatan yang direview, tidak seperti yang diharapkan. Apalagi ditambah dengan
sering terjadinya computer hang, yang solusinya hanya melakukan restart
system.. Kekecewaan bertambah karena processor AMD Duron tersebut tidak laku
dijual bekas di pasaran, apalagi katanya banyak orang yang tidak menginginkan
produk tersebut saat ini.
AMD Stabil
sebenarnya yang jadi
penyebab utama AMD tidak stabil bukan processornya, akan tetapi motherboard,
pake Processor Intel Juga kalau motherboardnya jelek ya tetap aja hang. Sebagai
tip kalau membeli motherboard, belilah motherboard berchipset yang sama dengan
Processornya, apakah itu ??. Ya kalau AMD pakai chipset AMD 751 untuk yang
SDRAM atau chipset 761 untuk yang DDR-SDRAM, kalau untuk INTEL pake chipset
INTEL.
disarankan kalau masih ada AMD buat apa cari yang lebih mahal, so jangan salahin Procesornya ya, salahin aja chipset Motherboardnya.
Processor AMD Athlon 64 3000
Amd Athlon 64 3000+ yang harganya pada waktu itu sekitar Rp1.200.000,-
prosesornya yang mudah untuk di Overclok. pernah melakukan overclock terhadap prosesor ini tapi error atau tidak bisa, dan setelah dicari ternyata perangkat lainya yang tidak mendukung seperti ram dan sebagainya.
Yang lebih disukai lagi pada prosesor ini adalah kehandalanya disoal kompatible grafisnya untuk game yang memiliki grafis yang tinggi. Sebenarnya untuk masalah ini tergantung dari VGAnya juga tapi prosesor juga tetap mengambil peran. Satu kekurangan dari prosesor ini yaitu cepat panas, tapi hebatnya kalau sudah panas akan mati dan me-restart dengan sendirinya.
Kinerja
Peningkatan kinerja
lewat teknologi 64 Bit dapat dilihat pada hasil uji Cinebench 2003 dari Maxon
Cinema 4D. Dengan Athlon X2, aplikasi 64 Bit ini mencapai kinerja 30% lebih
tinggi dibanding aplikasi 32 Bit. Sementara dengan Pentium 4/670 kinerjanya
lebih cepat 20%. (CHIP Indonesia)
Processor saingan bebuyutan Intel
AMD yang tak lain
kepanjangan dari Advance Micro Device sejak lama menjadi sangan no.1 bagi
processor keluaran Intel Corp. AMD mendahului Intel di kelas 64 bit dengan dual
core processor dengan meluncurkan Athlon64 X2 prosesor 64-bit.
Prosesor jenis baru ini dibuat berdasar versi sebelumnya Athlon64 baik dari versi Venice maupun San Diego. Dengan menggunakan dua prosesor, AMD makin unjuk gigi dengan image yang tidak bergantung pada kecepatan clock prosesor.
Dibandingkan
dengan processor-processor buatan Intel, Processor buatan AMD mempunyai
kelebihan-kelebihan :
1. Harga lebih kompetitif alias lebih murah. AMD bisa menekan cost produksi dan biaya iklan.Harga Processor Intel menjadi lebih mahal karena Iklan Intel yang jor-joran.
2.Dikelas 64-bit, AMD bisa mengungguli Intel dimana Intel masih ketinggalan.
3.AMD tidak menggunakan standar kecepatan tinggi, prosesornya bekerja secara efisien. Sehingga dengan frekwensi yang lebih rendah, prosesor AMD mampu menyamai kecepatan prosesor Intel yang bekerja dengan frekwensi lebih tinggi.
4.Karena mempunya efisiensi tinggi dan bekerja di frekuensi yang lebih rendah Prosesor AMD jadi lebih dingin dibandingkan milik Intel
Kelemahan
AMD dibandingkan dengan Intel hanya dalam 2 hal.
Pertama, kalah benchmark dari Intel untuk aplikasi proses Multimedia (Grafis, Audio, Video dan Animasi)
Pertama, kalah benchmark dari Intel untuk aplikasi proses Multimedia (Grafis, Audio, Video dan Animasi)
Kedua, AMD selalu kalah promosi dibandingkan intel. Apalagi ada pameo bahwa Ada Harga Ada Rupa (Ono Rego Ono Rupo) sudah membumi di Indonesia dimana barang yang lebih mahal sering dilihat lebih berkualitas. Padahal pameo itu sebenarnya tidak berlaku bagi AMD yang harganya lebih murah namun soal kecepatan mampu mengungguli Intel .
Dari sisi software, Extended Memory 64 Technique (EM64T) Intel ini sama dengan yang dipakai AMD. Teknologi ini adalah perluasan konsep 32 Bit dengan fungsi-fungsi tambahan sehingga software 32 Bit masih dapat digunakan .
Hemat energi: Untuk PC yang
tenang, prosesor harus hemat energi. Pada CPU high-end terbaru, daya panas yang
dihasilkan tiap bidang yang setara dengan uang logam Rp 25, sama dengan daya
bola lampu 100 Watt! Pendinginan yang dilakukan dengan kipas menjadikan PC
bersuara bising.
Mulai Sempron 3000+,
AMD menangkalnya dengan mekanisme hemat energi Cool n’ Quiet yang menurunkan
clockspeed CPU pada beban rendah. Permukaan prosesor menjadi tetap dingin dan
sistem lebih tenang. Mulai seri 6xx, Intel melengkapi CPU-nya dengan mekanisme
serupa, Enhanced SpeedStep (ESS). Namun, solusi ini kurang efektif.
Sempron, Prosesor Murah Meriah Cocok untuk
Kerja
prosesornya adalah
3000+ dan harganya juga relatif murah, sekitar 550 ribu rupiah. Dibandingkan
dengan prosesor Sempron sebelumnya yang menggunakan soket 754, kini Sempron
sudah mendukung dual channel memory, SSE3, NX bit, serta yang cukup penting
yaitu Cool n Quiet. Dengan Cool n Quiet, kalau prosesor kita tidak sedang dalam
kondisi bekerja penuh, sistem dapat secara otomatis menurunkan multiplier
prosesor yang berarti juga menurunkan clock speed prosesor.
Dengan turunnya clock prosesor, berarti turun pula suhu yang dihasilkan oleh si prosesor tersebut. Berarti lagi, turun jugalah kecepatan putar kipas pendingin heatsink prosesor, yang berarti juga turunnya tingkat kebisingan. Tetapi tentunya semua bisa terjadi jika motherboard yang digunakan, versi BIOS-nya, serta heatsink fan prosesor mendukung untuk itu.
Kalau digunakan untuk
bekerja menjalankan aplikasi office, internet, dan sedikit mengolah gambar
dengan photoshop, serta memutar MP3 ataupun DVD, kinerja prosesor ini sudah
cukup. (512MB).
Sempron 2800+ AM2 Untuk Budget Rendah
Dengan kecepatan 1800 Mhz atau 1,6giga. Frekuensi yang ditawarkan adalah 200 dengan multiple pengali 8. dan kemampuan hypertransport sampai dengan 1000 mhz.
Pada tahap tes yang
dilakukan ternyata prosesor ini memiliki kemampuan tersembunyi. Kemampuan yang
ditawarkan adalah suhu yang relatif dingin pada saat bekerja yaitu pada kisaran
35-45 derajat celsius, ini mematahkan opini orang-orang yang mengatakan bahwa
AMD merupakan prosesor yang panas. Selain itu kemampuan overclokingnya sangat
baik dimana performance maksimal yang didapatkan adalah frekuensi 375, sama
dengan kemampuan prosesor tercanggih saat ini yaitu Intel core to duo. Tes yang
dilakukan adalah Game, aplikasi grafis, ofice dan multi media tes. Semuanya berhasil
dilewati dengan mulus, baik kondisi standart ataupun overcloking.
Jadi kesimpulan yang didapatkan
adalah bahwa untuk prosesor low end hendaknya menggunakan prosesor sempron 2800
AM2 daripada Intel celeron.
AMD Sempron
dibandinkan Intel Pentum IV, lebih handal, lebih cepat, tidak cepat panas, dan
so pasti lebih murah.
AMD Sempron 2800
Soket A (462) Lebih Bagus Dibanding Penting 4 2.8 Ghz
Prosesor AMD Sempron
2800 Soket A (462). Spesifikasinya adalah Mobo Matsonic 8177C, Harddisk Maxtor
40 GB ATA, GeForce 4000 MX 64 MB, memori Twinmos 256 MB, Casing Simbadda SIM-Q.
menggunakan Microsoft Windows XP SP2 ternyata berlari kencang. Main game Need for Speed Underground santai saja. Padahal komputer-komputer yang menggunakan Intel Pentium 4 2,8 GHz (soket 478). Komputer selalu aktif sepanjang malam dipakai untuk memutar musik sampai pagi. Tetapi tidak pernah bermasalah. tidak pernah mengganti peripheral apapun selama 3 tahun, kecuali CD-RWnya.
Waktu itu harga prosesor AMD Sempron 2800 soket A Rp. 750.000,00. Saya tidak merasa rugi sedikit pun, hanya saja dari brand image memang masih kalah dibanding Intel meskipun mereka bersaing ketat di pasar prosesor.
(prosesor intel Pentium IV 2,4 GHz yang waktu itu harganya sekitar 1,25 juta.)
Berdasarkan hasil penelusuran di berbagai sumber di internet, beberapa parameter yang dimenangkan oleh AMD dalam perang nya melawan Intel adalah:
- Teknology yang berkembang dengan arsitektur yang tetap coba bandingkan dengan Intel yang mengembangkan teknology nya dengan membunuh arsitektur-arsitektur sebelumnya. Mungkin itu juga masuk kedalam strategi bisnis nya Intel dimana perubahan berarti end user harus mengganti PC mereka dan membeli yang baru. Tapi akhirnya konsumen berpikir enough!!!! dengan solusi AMD yang upgradable dan overclockable maka tewaslah strategi bisnis berpindah-pindah arsitektur nya Intel.
- Inovasi tiada henti dan menjadi yang pertama. Sementara Intel bernafsu banget untuk meningkatkan kecepatan processor nya dengan selalu meningkatkan nilai Hz dari processor keluaran nya, AMD justru bersabar dengan prinsif frequensi bukan segalanya, berikan client sesuatu yang baru yang akan terasa perbedaan nya jangan berikan sesuatu yang tidak terasa tetapi dengan harga yang mahal. Intel masih berkutat dengan frequensi, AMD sudah menggebrak dengan teknologi 64 bit untuk komputer rumahan. Intel masih tetap berkutat dengan frequensi AMD menyerbu dengan teknology multi core. Dan seperti yang bisa diperkirakan Inovasi AMD menggulung janji palsu nya Intel.
- Harga tidak selalu sama dengan kecepatan. Intel yang selalu mengeluarkan jajaran processor terbaru nya dengan harga selangit (mungkin masih ingat Intel EE yang harga processor nya saja bisa beli 3 PC standar) harus berfikir ulang dengan strategi AMD mengeluarkan processor baru dengan harga yang tidak terlalu tinggi dan masih terjangkau oleh pengguna mid end.
- Biaya penggunaan yang lebih rendah dengan kualitas kerja yang sama bisa dicapai oleh AMD sehingga konsumen tidak hanya bisa membeli processor berkecepatan tinggi tetapi juga tidak dicekik oleh borosnya penggunaan listrik oleh processor dan belum lagi alat-alat yang lain.
- Banyak pilihan untuk mendapatkan best performance. Sementara Intel seolah memaksakan bahwa produk Intel akan berjalan optimal di atas segala sesuatu yang berbau Intel maka AMD dengan gagah berani menantang dengan kami bisa optimal di banyak platform sehingga end user memiliki banyak opsi apakah opsi dompet atau opsi brand.
ISTILAH
PENTING
64-Bit: Standar 32 Bit lambat laun akan
diganti oleh 64 Bit. CPU baru ini mampu memproses 8 Byte (64 Bit) dalam satu
cycle (putaran). Dengan demikian, kalkulasi yang rumit dapat dikerjakan lebih
cepat lagi.
Dual-Channel: Istilah ini menunjukkan komunikasi antara CPU dan RAM. Dua modul RAM dikontak secara paralel oleh CPU sehingga memungkinkan bandwidth 2 kali lebih besar.
Dual-Core: CPU terdiri dari 2
inti prosesor, sehingga dapat memproses 2 langkah kerja (threads) secara
paralel.
Proses produksi: Pengembangan lebih
lanjut dari teknologi produksi memungkinkan penempatan transistor yang lebih
banyak pada bidang yang sama. Keterangan ukuran seperti 90 nm menunjukkan lebar
struktur CPU.
FSB/Systembus: FSB menghubungkan
CPU dengan chipset dan komponen lainnya. Pada CPU AMD, systembus berfungsi
dengan bandwidth 2 kali FSB, sementara pada Intel 4 kali FSB.
Hyperthreading: Logika kontrol CPU digandakan. Dengan 2 prosesor virtual, 2 buah thread juga dapat diproses secara paralel.
L1-/L2-/L3 Cache: Memori sementara
prosesor untuk data, perintah, dan hasil. Biasanya, semakin besar jumlah
chache, semakin cepat pula kinerjanya.
Stepping: Berbagai stepping menunjukkan perbaikan-perbaikan kecil dalam teknologi produksi prosesor.
Mekanisme hemat energi: Konsumsi daya
dan clockspeed CPU diturunkan. Teknologi AMD disebut Cool n’ Quiet, sedangkan
teknologi Intel adalah Enhanced Speed Step (ESS)
Non-Executable-Bit:
Pemisahan RAM menjadi bagian data dan bagian program code. Dengan ini, eksekusi
code berbahaya dalam bagian data dapat dihindari.
KESIMPULAN
AMD dan Intel berpacu ketat dalam teknologi CPU Dual-Core. Intel menang tipis dengan memperkenalkan model pertama untuk kelas Desktop, beberapa hal lebih cepat dari AMD. Namun dari sisi kinerja, AMD lebih unggul. Athlon X2 menduduki kedua tempat pertama dalam tes CHIP kali ini. Produk unggulan FX-57 mencapai posisi ke 3. Kinerja yang tinggi dengan konsumsi daya yang rendah merupakan platform tepat untuk PC tenang. Selamat AMD! Tampaknya Intel masih harus memperbaiki diri.
Para profesional sebaiknya menggunakan prosesor terbaik Athlon X2 4800+ (No.1). CPU ini tidak hanya gemilang pada rendering 32 bit, tetapi juga pada aplikasi 64 Bit yang mencapai peningkatan kinerja sebanyak 30%.
Untuk PC Game, Athlon 64 FX-57 (No.3) adalah pilihan terbaik: Kinerjanya 35% lebih cepat dibanding Pentium D 840 EE. CPU ini juga mampu memenuhi tuntutan game 3D terbaru.
Harga PC Pribadi yang terutama digunakan untuk selancar, berkirim e-mail, chatting atau memutar MP3 akan jauh lebih murah. Dengan harga sekitar US$270, AMD menawarkan Athlon 64 3500+ (No.17) dan Intel menyediakan Pentium D 820 (No.18). Seri untuk soket lama ini setara dalam kinerja maupun harga. Sayangnya, motherboard yang tersedia tidak mendukung PCI-Express.
Langganan:
Postingan (Atom)